Jumat, 13 April 2012

Candeolo


Oleh M.Arif Sugandi
Suatu ketika petang mulai menggantikan padang (kayak makanan aje). Bajuri pulang dari mengembala kambing yang menjadi aktivitas sehari-harinya. Bajuri mulai menghitung kambing-kambingnya. 1,2,3,4,5... “nak, sudah hampir maghrib”, suara bokap Bajuri dari kejauhan. “iya, bentar! Lagi masukin kambing beh”, teriak Bajuri. “cepatan dikit, ntar ada candeolo”, melanjutkan memperingati.
Setelah semua kambing masuk, Bajuri segera masuk pintu belakang rumahnya yang agak jauh dari kandangnya. Sampai di rumah Bajuri langsung membersihkan diri setelah seharian mengembala kambing-kambingnya. Di ruang tengah keluarganya masih menonton TV, selesai mandi Bajuri ikut bergabung dengan keluarganya sambil menikmati cemilan. Jam berikutnya cuma dihabiskan untuk istirahat di depan TV.
Sudah mulai larut malam, adeknya tertidur duluan kemudian disusul ibunya dan tak lama kemudian bapaknya terlelap. Bajuri yang sendirian tidak ada teman nonton mulai bosan dan segera mematikan TV dan lampu menyusul tidur. Lain tempat juga lain cerita. Maling yang sudah mempersiapkan segala sesuatu untuk mencuri kambing Bajuri, mulai menjalankan tugas. Pakaian serba hitam. Macan juga yang sedari tadi menuggu malam tiba, sudah ingin menyantap kambing Bajuri yang gendut-gendut. Macan dengan kekuatan penuh sampai duluan di kandang.
mbek.. mbek.. mbek..”, kambing yamg melihat macan mulai ketakutan minta tolong.
gue macan cowok, bukan mbak-mbak”, macan sewot.
mbek... mbek...”, kambing terus minta pertolongan.
kan gue udah bilang! gue macan cowok bukan mbak-mbak!”, macan semakin sewot.
mbek.......”, kambing kelelahan.
Lo itu mau gue makan! Diam!” .
Kambing terus minta tolong, lalu datanglah maling. Maling yang baru datang tidak melihat macan yang ada di sebelahnya. Langsung saja maling memasukan targetnya dalam karung besar yang dibawanya. Di perjalanan pulang maling merasa kecapekan karena barang bawaannya berat banget. Ketika sudah jauh dari TKP, maling mulai mengeluarkan curiannya dari karung besar. Dan apa yang terjadi? (syur... sayur...kata penjual sayur). BUKAN!!! Maling kaget, bukannya yang keluar kambing malah seekor macan kekar (baca: gay). Jangan-jangan ini candeolo yang tadi gue dengar waktu gue mata-matain di sekitar kandang. Pikir macan ketakutan.
Secara bersamaan macan lari karena mengira itu candeolo dan maling yang juga ketakutan karena perubahan wujud kambing menjadi macan kekar. Maling langsung naik pohon di dekatnya. Macan lari ke hutan langsung melapor ke teman-temannya.
 woi! Gue tadi mau berburu, eh.. malah di bilang mbak-mbak sama kambing sialan”, ucap macan yang masih ketakutan melihat candeolo.
hahahaha...”, tertawa macan lain berbarengan.
ANJRIT lo! Gue lagi gini di tertawain . monyet lo! Eh.. macan lo!”.
ayo.. kita lihat seprti apa candeolo itu!”, teriak salah satu macan disitu. Semuanya berbondong-bondong ingin melihat penampakan candeolo yang ternyata masih di atas pohon. Setelah sampai di tempat, semuanya clingak-clinguk melihat sekitar dan salah satu macan ada yang menunjuk ke atas. Melihat banyak macan di bawah, maling gemeternya menjadi-jadi. (om.. ampun.. om macan.. ampun..). Maling ketakutan. Saat maling jatuh ke bawah karena gemeter melihat gerombolan macan. Macan yang mengira itu Candeolo langsung lari takut ditangkap dan disantap. Keesokan harinya, Raja macan berpidato di depan rakyatnya dan menyuruh agar tidak mencari mangsa di sekitar kandang Bajuri. Begitu juga maling yang bercerita kepada temen seperjuangannya, supaya tidak mencuri kambimg Bajuri yang bisa berubah wujud menjadi macan. Akibat salah sangka antara macan pongo dan maling o’on, kambing Bajuri terus bertambah dan bertambah banyak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar