Kamis, 03 November 2011

Tikus Negara


Wahai tikus negara
Pernahkah engkau merasa
Pernahkah engkau melihat
Pernahkah engkau mengaca
Bagaimana engkau menjajah rakyat kecil
Betapa kejamnya engkau
Betapa rendahnya engkau dihadapan sang tuhanmu
Apakah engkau tidak malu
Apakah engkau tidak kasihan kepada mereka
Begitu rakusnya dirimu
Tak peduli milik orang miskin
Tak peduli milik orang kaya
Kau ambil semua yang mereka miliki
Bermilyar-milyar uang negara engkau ambil
Bermilyar-milyar orang kau buat terlantar
Kau buat mereka yang miskin tambah miskin
Kau buat dirimu yang kaya menjadi tambah kaya
Betapa rakusnya hai kau tikus negara
Kapan kau kan sadar
Kapan kau kan insyaf
Senangmu hanya di dunia sesaat
Sedangkan panasnya api neraka tlah menunggu kedatanganmu

Laut


Laut  . . .
Kau adalah pemandangan yang sangat indah
Laut...
Kaulah sumber pencaharian bagi nelayan
Kau lah tempat ikan-ikan bersarang
Kaulah penghasil karang-karang yang indah
Kaulah tempat rumput laut tumbuh
Kaulah penghasil garam
Laut......
Kaulah tempat dimana para bule-bule berjemur
Kaulah tempat terapi bagi mereka
Kau lah dimana para manusia bisa merasakan asiknya keindahan yang kau paparkan

Karya : Kartika Juwita Sari (XI IPA 2)

Budaya Malu


Malu aku malu
Pada anak kecil itu
Mengeja tulisan penuh padu
Tujuh budaya itu
Bagai berbisik pada teman yang tuli
Sampai kapan ia kan mengerti
Bagai tersenyumpada sobat yang buta
Sampai kapan kan mendapat balasannya
Aku malu melihat warna-warni dibawah meja, didalam laci
Sungguh indah mengisi hati
Sampai kapan ini terjadi
Budaya malu seakan hanya slogan
Penghias tembok jadi pemandangan
Sampai kita melaksanakan
Sampai kita wujudkan

Karya ; Kartika Juwita Sari (XI IPA 2)

Belum Ada Judul 2

Ketika cinta mengetuk
Cinta menawarkan selubung indah terkutuk
Ia melekat lemah lembut dan erat
Ia mengeluarkan akar hasrat penuh jerat

Ketika cinta pergi
Ia mencabik dengan keji
Luka dan gurat seakan tak terobati
Dan abadi berada di hati.


Karya : Yunita (X8)